Sejarah Kehidupan Politik Kerajaan Medang Kamulan Dan Keruntuhannya
Sejarah Kehidupan Politik Kerajaan Medang Kamulan Dan Keruntuhannya
Medang Kamulan sebagai salah satu kerjaan besar di Jawa Timur, memiliki sejarah panjang yang sangat menarik untuk dipelajari. Kerajaan Medang Kamulan memiliki beberapa raja yang juga bisa dikatakan memiliki pemikiran maju untuk menyejahterakan rakyatnya. Hal ini bisa dilihat dari beberapa usaha yang dilakukan oleh raja-raja tersebut misalnya dalam bidang pengairan, perdagangan dan lain-lainnya. Bukan hanya satu raja saja yang memiliki pemikiran maju, namun hampir semua raja juga memiliki pemikiran yang serupa.
Medang Kamulan sebagai salah satu kerjaan besar di Jawa Timur, memiliki sejarah panjang yang sangat menarik untuk dipelajari. Kerajaan Medang Kamulan memiliki beberapa raja yang juga bisa dikatakan memiliki pemikiran maju untuk menyejahterakan rakyatnya. Hal ini bisa dilihat dari beberapa usaha yang dilakukan oleh raja-raja tersebut misalnya dalam bidang pengairan, perdagangan dan lain-lainnya. Bukan hanya satu raja saja yang memiliki pemikiran maju, namun hampir semua raja juga memiliki pemikiran yang serupa.
Raja Airlangga |
Untuk menggali sejarah Kerajaan Medang Kamulan ini, bisa kita dapatkan dari dua smuber utama yaitu melalu berita asing dan bisa melalui prasasti yang bisa ditemukan. Untuk sumber sejarah yang berasal dari prasasti, Anda bisa membacanya di halaman Sejarah Berdirinya Kerajaan Medang Kamulan, Prasasti dan Raja Yang Pernah Berkuasa.
Melalui berita asing ini, terutama berasal dari berita India. Berita dari India ini menyebutkan bahwa Kerajaan Sriwijaya menjalin hubungan erat dengan Kerajaan Chola. Nah, jalinan persahabatan ini ternyata memiliki tujuan untuk mmembendung dan menghambat kemajuan Kerajaan Medang Kamulan yang pada saat itu di bawah pemerintahan Raja Dharmawangsa.
Selain berita yang datangnya dari India, ternyata berita terkait Kerajaan Medang Kamulan ini juga datang dari China. Berita dari China terkait Kerajaan Medang Kamulan ini berasal dari beberapa catatan yang tertulis pada zaman Dinasti Sung. Catatn-catatan tersebut menyebutkan bahwa antara Kerajaan yang berada di Jawa dan Kerajaan Sriwijaya kala itu sedang terjadi permusuhan dan persaingan. Sehingga duta dari Sriwijaya yang pulang dari China harus istirahat dulu di Cempa karena tengah terjadi peperangan dan harus menunggu sampai peperangan antara Kerajaan Sriwijaya dan Kerajaan di Jawa mereda. Pada tahun 992 M, pasukan dari Jawa telah meninggalkan Sriwijaya dan pada saat itulah Kerajaan Medang Kamulan bisa memajukan pelayaran dan perdaganannya.
Sejarah Kehidupan Politik Kerajaan Medang Kamulan
Sejarah kehidupan politik Kerajaan Medang Kamulan cukup panjang dengan beberapa raja yang memrintahnya. Dimulai dengan pendirinya yaitu Mpu Sindok yang merupakan raja pertama dari Kerajaan Medang Kamulan. Mpu Sindok merupakan raja pertama Kerajaan Medang Kamulan yang memerintah selama kurang lebih 20 tahun dari tahun 929 M - 949 M. Mpu Sindok memiliki gelar Sri Maharaja Raka i Hino Sri Isana Wikrama Dharmatunggadewa. Dalam menjalankan pemerintahannya, Mpu SIndok dibantu oleh istrinya yang bernama Sri Wardhani Pu Kbin.
Mpu Sindok memimpin rakyatnya dengan baik, adil dan bijaksana. Kebijakan-kebijakan yang dijalankan oleh Mpu Sindk sangat bagus untuk mensejahterakan rakyatnya. Salah satu contoh kebijakannya adalah dengan membangun bendungan atau tanggul yang digunakan untuk pengairan. Kemudian ada aturan yang berupa pelarangan mencari ikan pada siang hari guna melestarikan sumber daya alam. Mpu Sindok juga memiliki perhatian yang cukup besar pada bidang sastra yang dibuktikannya dengan selalu memperhatikan usaha penggubahan kitab Budha Mahayana menjadi kitab Sang Hyang Kamahyanikan.
Setelah zaman Mpu Sindok berakhir, penguasa selanjutnya adalah Dharmawangsa Teguh pada tahun 990 M - 1016 M. Dharmawangsa Teguh sendiri adalah cucu dari Mpu Sindok. Pada masa raja Dharmawangsa ini, penetrasi cukup besar dilakukan pada bidang pertanian dan perdagangan. Namun penetrasi yang dilakukan ini terhalang dengan kekuasaan Sriwijaya, maka kemudian Kerajaan Medang Kamulan melakukan penyerangan ke Kerajaan Sriwijaya. Namun sanyangnya, serangan tersebut gagal dan justru Kerajaan Sriwijaya bisa membalas melalui Kerajaan Wurawari yang serangan tersebut bernama Pralaya Medang. Bahkan pada peristiwa tersebut, raja Dharmawangsa Teguh gugur.
Sepeninggal Dharmawangsa, raja selanjutnya adalah Airlangga atau Erlangga. Airlangga ini adalah putera raja Bali Udayana dan Mahendradatta, saudari Dharmawangsa Teguh. Saat ia menikah, tengah terjadi Paralayang Medang yang kemudian membuat Airlangga melarikan diri ke hutan Wonogiri. Kemudian pada tahun 1019 M ia dinobatkan sebagai raja Medang Kamulan selanjutnya. Kekuasaan Airlangga cukup lama yaitu mulai tahun 1019 M - 1042 M, dan pada masa ini, Airlangga berhasil memulihkan kewibawaan Kerajaan Medang Kamulan.
Raja Airlangga berhasil menaklukkan beberapa Kerajaan yang ada seperti Raja Bisaprabhawa (1029); Raja Wijayawarman (1030); Raja Adhamapanuda (1031); Raja Wuwari (1035). Kebijakan dari Airlangga ini juga termasuk sangat bagus untuk rakyatnya, misalnya membangun waduk waringin sapta untuk mencegah banjir. Kemudian membangun jalan antara pesisir dengan pusat kerajaan. Nah, pada masa Airlangga inilah Kerajaan Medang Kamulan mencapai masa keemasan dan masa kejayaannya.
Masa Keruntuhan Kerajaan Medang Kamulan
Periode masa keruntuhan Kerajaan Medang Kamulan adalah ketika Raja Airlangga mengundurkan diri dari Raja. Raja Airlangga memilih hidup menjadi seorang pertapa dengan nama Resi Gentayu (Djatinindra). Menjelang akhir masa kekuasaannya, Airlangga memberikan kekuasaan kepada putrinya yang bernama Sangrama Wijaya Tunggadewi. Namun sayang, sang putri pun juga memilih menjadi seorang pertapa dengan nama Ratu Giriputri. Akhirnya tahta kerajaan pun jatuh pada putra Airlangga dari seorang selir, maka kemudian untuk menghindari perpecahan, Kerajaan Medang Kamulan pun dibagi menjadi dua oleh Mpu Baradha.
Kedua bagian ini adalah Kerajaan Janggala di sebelah timur diberikan kepada putra sulungnya yang bernama Garasakan (Jayengrana), dengan ibu kota di Kahuripan (Jiwana) meliputi daerah sekitar Surabaya sampai Pasuruan, Kerjaan Kediri ( Panjalu ) di sebelah barat diberikan kepada putra bungsunya yang bernama Samarawijaya (Jayawarsa), dengan ibu kota di Kediri (Daha), meliputi daerah sekitar Kediri dan Madiun.
Wilayah Kekuasaan Kerajaan Medang Kamulan
- Wilayah kekuasaan Kerajaan Medang Kamulan pada masa pemerintahan Mpu Sindok mencakup :
- Daerah Nganjuk disebelah barat
- Daerah Pasuruan di sebelah timur
- Daerah Surabaya di sebelah utara,
- Daerah Malang di sebelah selatan
- Dalam perkembangan selanjutnya, wilayah kekuasaan Kerajaan Medang Kamulan mencakup hampir seluruh wilayah Jawa Timur.
Itulah sedikit informasi yang bisa kami sampaikan terkait Sejarah kehidupan politik pada masa Kerajaan Medang Kamulan. Pada masa itu, tingkat toleransi keberagamaan cukup tinggi, terutama pada masa Raja Mpu Sindok. Pada masa kekuasaan Mpu Sindok, diizinkan untuk menyusun kitab Sanghyang Kamahayamikan (Kitab Suci Agama Buddha), padahal Mpu Sindok sendiri beragama Hindu. Kemudian pada masa raja Airlangga, pada masa itu tercipta karya sastra fenomenal yaitu kitab sastra Arjunawiwaha yang dikarang oleh Mpu Kanwa.
Comments
Post a Comment